Beragam
senapan sniper di gunakan di lingkungan TNI saat ini. Beda dengan
polri yang hanya memiliki satuan 1 gegana dan Detasemen 88 Anti Teror.
Sniper yang di gunakan lebih aman, yaitu Armalite AR-10T buatan Amerika
Serikat. Sebenarnya tidak efektif bagi sebuah Korps. Tapi ya sudah,
berikut parade sniper yang digunakan TNI-Polri
REMINGTON 700
Inilah salah satu senapan sniper terbaik di dunia. Dikembangkan dari
keberhasilan Winchester 70, Remington 700 belakangan di pilih lagi saat
AS butuh sniper baru, M24 Remington mengembangkan model 700 sejak 1962,
ketika Winchester menolak permintaan Marinir AS untuk penggantian
Laras. Charlos Hatchock termasuk pengguna model 700. Foto di atas
adalah Winchester 70.
Nama : Remington 700
Kaliber :7,62 x 51 mm
Sistem : Bolt Action
Berat : 4,08 kg kosong tanpa telescope
Panjang : 1,662 mm
Laras : 660 mm
Pengguna : Marinir
GALIL GALATZ/99 R
Ide dasarnya tak lain senapan serbu AB Israel Galil AR. Lewat proses
publikasi lahirlah Galil Galatz. Tak sukses pendahulunya galatz konon
punya akurasi rada payah. Selain itu, ongkos produksinya juga mahal.
Meski sempat di produksi banyak, IMI terpaksa merilis versi lanjutnya
Galil 99r sistem otomatis.
Nama : Galil 99R
Kaliber : 7,62 mm
Panjang : 111,5 cm
Laras : -
Berat : 6,4 kg
Sistem : Semi outo
Magasen : 20
Pengguna : Kostrad
SPR-1
SPR alias Senjata Penembak Runduk buatan PT. Pindad Indonesia ini sudah
menjadi standar TNI. Secara keseluruhan, semua persyaratan sudah
dimiliki. Mulai dari laras yang panjang, teleskop dan bipod yang ampuh
membidik target dengan jaminan akurasi dan stabilitas tinggi. Hanya
sayang, body masih menggunakan kayu.
Nama : SPR-1
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Laras : 650 mm
Berat : 6,82 kg
Sistem : Bolt Action
Alat bidik : teleskop
Pengguna : TNI
SIG SHR 970
Baik varian STR maupun SHR 970, sama-sama dikembangkan dari SHR (Swiss
Hunting Rifle) oleh pabrik SIGarms, Swiss. SHR merupakan lightweight
Tacicla Rifle, sementara STR Long Range Rifle. Kelebihan SIG 970 adalah
kemudahan mengganti laras dan Kaliber. SIG SHR 970 Tactical Rifle
Kaliber 7,62mm x 51 mm
Nama : SIG SHR 970
Kaliber : 7,62mm NATO (.308 WIN) atau 300 Win Magnum
Sistem : Bolt Action, rotating bolt
Laras : 690 mm
Berat : 4,43 kg kosong tanpa scope
Panjang : 1.143 mm
Pengguna : Den Bravo 90
HECATE II
Tak Banyak satuan TNI memiliki sniper berat sekelas FNH/PGM Ultima Ratio
Hacate II. Mengusung kaliber 12,7 mm dan bobot yang berat, pastilah
akurasinya bagus. Mungkin karena spesialisasi teror pesawat terbang,
bravo 90 memilih Hacate II yang pelurunya anti material.
Kaliber : 50 BMG (12,7 x 99m)
Sistem : Bolt Action
Laras : 700 mm
Berat : 13,8 Kg
Panjang : 1.380 mm
Magasen : 7 Peluru
Pengguna : Den Bravo 90
SIG SAUER SSG 3000
SSG 300 dibuat oleh SIG Arms, Swiss dan J.P Sauer Jerman. SSG 3000
dikembangkan dari senapan target sauer200STR. Masih menganut sistem Bolt
Action, hanya saja anak pelurunya sudah pake rumah alias magasin.
Nama : SIG Sauer SSG 3000
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Panjang : 1.180 mm
Laras : 610 mm
Weight : 6,2 kg
Magasin : 5
Pengguna : Den Bravo 90, marinir
BRNO CZ550
Jujur saja, sniper satu ini masih berteknologi lawas. Senjata ini
berasal dari Republik Chechnya dan pernah terihat di Markas Kepala
Negara , Paspamres. Cz550 merupakan versi modern dari modal 70 dan
mauser 98
Nama : Brno cz 550
Kaliber : 7,62 mm
Sistem : bolt Action
Pengguna : Paspamres
ARMALITE AR-10
Detasmen 88 Antiteror Polda Metro Jaya di dapati menggunakan AR-10
bukannya M-24 seperti yang disebut-sebut selama ini. Belum ada prestasi
yang bisa disebut. Berhubung masih baru. Tim memasangkan dengan tropong
bushnell.
Nama : AR-10
Kaliber : .308 / 7,62 mm (.243 win)
Laras : 610 mm
Berat : 4,72 kg
Sistem : Gas operated, Rotating bolt, semi-auto
Akurasi : 1” groups at 100 yard (93m) dengan ketepatan (1moa)
Pengguna : Den 88 AT Polri
STEYR SSG-69
Steyr Mannilicher MOD SSG-69 bolt Action kaliber 7,62 x 51mm diproduksi
oleh steyr Daimter puch, swis, sudah menjadi sniper standar AD Austria
Nama : SSG 69
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Laras : 650 mm
Berat : 6,82 kg
Sistem : bolt Action
Alat bidk : teleskop
Pengguna : Yonif Linud 328
SIG SG 550-S (sniper version)
Dibuat oleh SAN Swiss ARMS (sekarang anggota dari grup SIGARMS). Sniper
SG 550 sangat cocok untuk penembakan jarak menengah dan digunakan oleh
polisi antiteror. Karena sangat mudah di operasikan dan mempunyai
akurasi yang baik.
Nama : SG-550
Kaliber : 5.58 mm Nato (.223 Rem)
Sistem : Gas, semi-auto
Laras : 650 mm
Berat : 7,02 kg
Panjang : 1.130 mm
Magasin : 5,20,30
Pengguna : Marinir
Sekenario Perang Indonesia
Jujur
admin sebagai warga Indonesia antara mendukung atau tidak jika ini
benar terjadi saya memang suka perdamaian tetapi jika harga diri bangsa
dan kedaulatan negara di injak dan dihina oleh negara lain dan jika
negara tersebut tidak meminta maaf , saya lebih memilih untuk
mempertahankan harga diri dan lambang negara dan memilih untuk berperang
, berperang memang akan berdampak buruk pada bangsa itu sendiri ,
tetapi bagi saya dan juga Bung Karno dan juga seluruh rakyat Indonesia
Harga Diri Bangsa adalah Segalanya , artikel ini saya copas dari sini dengan sedikit perubahan dan tambahan gambar dari dari admin
Berikut Skenario Penyerangan Indonesia " Rumors not to be seriously to Malayan!"
Panas
dinginnya hubungan bertetangga antara Indonesia dengan Malaysia dimana
penyebab virus demam itu bermuasal dari arogansi Malaysia yang merasa
kastanya lebih tinggi dari Indonesia, lalu seenaknya melecehkan teritori
NKRI, budaya NKRI, dan TKI. Situasi ini memberikan cuaca mendung dan
memungkinkan setiap komponen warga bangsa ini mempersiapkan skenario
terburuk untuk melawan arogansi tetangga sebelah itu. Beberapa skenario
ganyang Malaysia sudah disiapkan melalui beberapa cara dan salah satunya
adalah pre emptive strike menghajar teritori Malaysia melalui serangan
dadakan yang tak terduga.
Berbagai
unjuk rasa sampai sweeping yang dilakukan terhadap warga Malaysia
setidaknya mencatat satu hal penting yaitu permusuhan di kalangan grass
root masyarakat Indonesia dengan Malaysia sudah mencapai titik didih.
Seandainya Pemerintah mengisyaratkan sinyal Dwikora jilid 2 maka dalam
waktu sesingkatnya TNI bisa melancarkan pre emptive strike. Simulasinya
adalah suatu kejadian di sekitar Maret 2015 dengan
sebab yang sama, Ambalat. TNI mendahului dengan melakukan sabotase
obyek vital di Semenanjung dan Kalimantan melalui pasukan khusus yang
menyamar sebagai TKI.
Tak
lama kemudian TNI meluncurkan ratusan rudal yang sudah ready for use
di Sarawak dan Sabah dan dalam waktu bersamaan dimulailah serangan
amphibi gerak cepat menghancurkan kota Tawao dan Kinabalu. TNI AL pada
saat itu sudah memiliki kekuatan 3 divisi Marinir dengan persenjataan
lengkap dan pengalaman tempur yang jauh lebih baik dari TLDM baik dari
sisi kuantitas dan kualitas. Dalam pada itu 1 pleton Taifib dan Jala
Mengkara diluncurkan melalui kapal selam mini untuk hancurkan Scorpene
yang sedang berlabuh di pangkalannya di Sabah lewat serangan tak terduga
dinihari.
Serangan
dan pendaratan pasukan amphibi akan diselesaikan dalam waktu 11 jam
yang bergerak dari Sangatta dan Tarakan yang sudah dipersiapkan sebagai
basis militer berkekuatan 50 ribu pasukan TNI. Sebelumnya pantai Tawao
dan Kinabalu dihujani bom oleh 8 Sukhoi dan 12 F16. Kemudian pasukan
pendukung AD dan persenjataan berat lainnya diturunkan dari puluhan KRI
LPD, LST dalam waktu 24 jam berikutnya.
Dalam
waktu bersamaan 1 Divisi TNI AD dengan dukungan ratusan artileri, tank
dan panser terdiri dari tank leopard yang dibeli Jerman dan rudal yang
sudah digelar di Kalimantan Barat memasuki Kuching dalam satu serangan
kilat 8 jam. Karena sudah didahului oleh serangan rudal, maka
pusat-pusat combatan, pangkalan udara dan komunikasi Malaysia di Sarawak
menjadi lumpuh. Sementara Perairan Natuna sebelumnya juga sudah
diblokade oleh 26 KRI untuk memutus logistik laut Semenanjung dan
Borneo.
Lalu
bagaimana dengan Sumatra ? TNI di wilayah ini mengirim pasukan komando
ke Semenanjung untuk menyusup dan lakukan sabotase mirip rembesan
lasykar jihad. Selat Malaka dikawal oleh 34 KRI striking force yang siap
menyerang pantai Malaysia. Melalui penyusupan pasukan komando,
obyek-obyek vital di KL dihancurkan dan mengkondisikan TKI dan warga
Indonesia yang ada di Malaysia untuk melakukan serangan sporadis, bom
bunuh diri, intelijen, sabotase dan pembakaran sehingga menimbulkan
kepanikan massif sekalian membalas apa yang telah dilakukan Noordin M
Top selama ini. Model propaganda juga dilakukan dengan melakukan
provokasi terhadap etnis China dan India untuk melakukan perlawanan
terhadap diskriminasi etnis yang terjadi selama ini dan mempersiapkan
Anwar Ibrahim merebut kekuasaan dan mengganti bentuk kerajaan menjadi
republik Malaysia.
Pada
hari yang sama 3 brigade Marinir dari Medan dan Aceh lakukan serangan
dadakan ke Penang untuk memecah konsentrasi TDM berperang menuju front
yang mana. Karena kebingungan menghadapi 4 front pertempuran sekaligus
(Sabah, Sarawak, Natuna dan Penang) membuat TDM kebingungan, panik dan
tidak mampu lakukan konsolidasi karena telah terjadi kerusuhan rasial di
Semenanjung, Serawak dan Sabah. Sementara dari Riau ratusan kapal
nelayan yang berisi pasukan para militer Indonesia dan sukarelawan
merembes dan mendarat secara besar-besaran lalu lakukan sabotase,
pembakaran dan mengajak warga Indonesia yang ada di Johor untuk lakukan
apa saja untuk membuat huru-hara horizontal sehingga menimbulkan
perkelahian massal dan ketakutan yang luar biasa bagi warga Malaysia.
Lalu
dimana posisi TNI AU. Dengan kekuatan pesawat tempur 32 Sukhoi, 40
F16, 36 Hawk, 12 F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano TNI AU tidak melakukan
serangan udara ke wilayah Semenanjung karena serangan pre emptive sudah
dilakukan melalui rudal-rudal berjarak jangkau 300 km dan mampu
melumpuhkan pusat-pusat militer dan komunikasi Malaysia. Meskipun
begitu TNI AU bersiap untuk dog fight dengan TUDM dengan taktik biarkan
lawan masuk ke wilayah NKRI baru digebuk dan dihancurkan. Wilayah
Indonesia yang luas ini membuat TUDM tak fokus mau lakukan serangan
udara ke area mana apalagi seluruh pangkalan udara di Sarawak dan Sabah
telah dihancurkan rudal-rudal Lapan yang menggetarkan itu
Serangan
langsung ke wilayah teritori Malaysia diskenariokan hanya berlangsung 7
hari karena Indonesia tidak berambisi ekspansi teritorial. Setelah
melewati waktu itu seluruh PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI
ditarik mundur setelah pengkondisian di dalam negeri Malaysia berjalan
mulus yaitu menimbulkan konflik horizontal diantara sesama penduduk
Malaysia kemudian mendukung Anwar Ibrahim menjadi presiden Malaysia
setelah bentuk kerajaan diganti menjadi republik dan mempercepat
pembentukan negara Sabah dan Sarawak di Kalimantan.
Berikut
disampaikan peta kekuatan TNI dan cadangan nasional yang dimiliki NKRI,
sebuah kekuatan yang tak mampu ditandingi Malaysia, apalagi kalau
bicara kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki bangsa ini
TNI
AD memiliki pasukan tempur 260.000 orang (Kopassus, Kostrad, Kodam).
Jumlah pasukan cadangan mencapai 6 juta personil. TNI AD dilengkapi
dengan 1.200 Tank, 1.700 Panser, Artileri / Roket 2.200 unit, Rudal 900
unit, Heli Tempur 90 unit. Konsentrasi arsenal TNI AD ada di pulau
Kalimantan.
TNI
AL memiliki kekuatan 95.000 pasukan termasuk 3 divisi Marinir dengan
jumlah armada 196 KRI dari berbagai jenis (Fregat, Korvet, KCR, LPD,
LST). Kapal selam yang dimiliki berjumlah 6 unit dan menjadi alat pukul
strategis untuk menghancurkan kapal diraja Malaysia yang lewat di selat
Malaka, Laut Natuna dan Ambalat. Marinir memiliki 750 tank amphibi dan
820 panser amphibi disamping howitzer, roket dan rudal.
TNI
AU memiliki kekuatan pesawat tempur 32 Sukhoi, 40 F16, 36 Hawk, 12
F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano, 6 pesawat intai strategis, 12 pesawat
intai taktis, 40 pesawat angkut berat Hercules, 24 pesawat UAV dan
rudal anti serangan udara jarak sedang.
Nah
sekarang dengan skenario perang ini mampukah Malaysia menandingi
kekuatan NKRI yang jauh lebih besar dari kekuatan yang dimiliknya,
terutama kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki seluruh anak
bangsa. Pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah agar
jiran sebelah itu mampu memberikan nuansa bertetangga yang baik, tidak
arogan, tidak melecehkan tetangga, saling menghormati dan toleransi.
Jangan sampai kondisi terburuk itu yang terjadi, jangan bangunkan macan
yang sedang tidur, jangan buat harga diri bangsa Indonesia menjadi macan
yang terluka. Kalau itu yang terjadi, siap-siaplah menjadi almarhum
kerajaan Malaysia.
Langganan:
Postingan (Atom)